intagme

intagme

Senin, 28 April 2014

Jumat, 11 April 2014

Konsep baru tampilan taman dinding

Konsep baru tampilan taman dinding: segar alami dan harum.
Seluruh dinding bangunan bergaya Eropa itu tertutup dedaunan hijau.
Paku jejer Nephrolepis exaltata dengan daun menjuntai mengisi taman
dinding restoran wine di Summarecon Mal Serpong, Kota Tangerang
Selatan, Provinsi Banten. Jenis lain di taman dinding itu adalah
alokasia, ivy Hedera helix, cocor bebek Kalanchoe pinnata, dan sirih
belanda Scindapsus aureus yang menciptakan suana segar.
Bukan hanya segar, kehadiran melati jepang Graptophyllum pictum dan
pandan wangi Pandanus amarylifolius yang tumbuh di antara pintu masuk
ikut memanjakan indera penciuman pengunjung restoran. Aroma khas kedua
tanaman itu menguar lembut sehingga membuat pengunjung restoran betah
berlama-lama.
Go green
Restoran wine itu salah satu bangunan di lobi utama mal yang memiliki
taman dinding alias vertical garden. Total jenderal luasan lahan taman
dinding di mal itu sekitar 1.080 m2. "Kami berusaha memadukan alam ke
dalam dunia belanja, sehingga tercipta sensasi dan pengalaman baru
bagi konsumen yang berbelanja di sini," tutur Zora Fitria Sari,
anggota staf hubungan masyarakat Summarecon Mal Serpong. Kampanye go
green juga menjadi alasan taman dinding itu dibangun.
Menurut Zora kehadiran taman dinding membuat bangunan mal berkesan
alami dan ramah lingkungan. Pembangunan taman dinding itu berlangsung
pada Juli 2011. Desain dan pembuatan sistem taman membutuhkan enam
bulan. Tanaman-tanaman yang dipilih sesuai tema taman tropis.
Tanaman-tanaman itu diselipkan pada 2 lapis kain geotekstil setebal 6
mm.
Taman dinding itu bekerja serbaotomatis. Penyiraman setiap 2 jam
sekali pada pukul 07.00 hingga pukul 17.00. Area penyiraman terbagi 3,
masing-masing dilengkapi dengan tandon air. Pemupukan tanaman
dilakukan 6 pekan.
Tanaman di taman dinding tumbuh subur meski tanpa media tanam. Hanya
dalam sebulan tanaman sudah rimbun dan menyesaki seluruh permukaan
taman. "Selama kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi dan lingkungannya
sesuai, tanaman tumbuh subur meski tanpa media," ujar Dr Ir Nurhayati
MSc, arsitek lansekap dan dosen Pelestarian Lansekap Sejarah dan
Budaya, Jurusan Arsitektur Lansekap, Institut Pertanian Bogor.
Outdoor
Di area lain, The Downtown Walk, konsep alfresco-sebutan untuk makan
di luar ruangan, biasanya pada musim panas-begitu kental terlihat.
Ratusan meja dan kursi ditata apik di antara ruang terbuka bersuasana
tropis di kafe dan restoran yang menempati area itu. Unsur air dan
tanaman berada di tengah-tengah ruang terbuka itu. Contoh kolam
berbentuk lingkaran berdiameter 1 m. Kolam dengan air bening itu di
bagian kolam ditaruh wadah pot besar. Di dalam wadah itu diisi
rangkaian tanaman sukulen seperti kaktus, haworthia, dan bromelia
dengan media tanam pasir.
Dua bangunan terpisah di sekitar lobi utama tak tuput jadi area
pemasangan taman dinding. Di lantai dua bangunan terpisah itu terdapat
dua area tempat makan dan duduk bersantai. Area itu dibuat sesuai
dengan tema yang diinginkan oleh pengelola seperti lunar garden yang
bersuasana Jepang. Bagian ruangan yang ternaungi dihiasi
lampion-lampion jepang dan manekin wanita berbusana tradisional
jepang. Area lainnya dinamakan Crocadero, dengan dominasi kayu dan
tanaman sukulen.
Di area terbuka di lantai dua bangunan itu dihiasi taman dinding.
Seperti pada dinding, cerobong asap setinggi 4 meter ditutupi taman
dinding. Menurut Dr Ir Nizar Nasrullah MAgr, dosen di Departemen
Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor, salah satu fungsi
tanaman adalah untuk ameliorasi iklim. "Tanaman dapat melembutkan
iklim dengan memberikan naungan dari sinar matahari, memodifikasi
suhu, menambah kelembapan udara, serta menahan angin," tutur Nizar.
Dengan cara itu ruangan menjadi nyaman dan memberikan rasa segar bagi
semua orang.

Aglaonema(Chinese ever gren)

PENDAHULUAN
Aglaonema (Chinese ever green) merupakan tanaman hiasdaun yang
berasal dari daerah tropis basah. Aglaonema berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari kata Aglos yang berarti terang dan Nema yang berarti
benang (benang sari). Dengan demikian aglaonema dapat diartikan
sebagai energi terang. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama
sri rejeki, dan di China tanaman ini dikenal dengan nama wan
neienching. Penamaan Chinese ever green sebenarnya untuk jenis A.
modestum, karena bangsa China yang pertama kali membudidayakan tanaman
ini.
Aglaonema termasuk famili Araceae, secara alami berbunga unisexual dan
dichogamy. Jumlah kromosom bervariasi dari 2n=42 sampai 60 atau bahkan
120 tergantung spesies. Tanaman Aglaonema diperkirakan berasal dari
China hingga Asia Tenggara, meliputi Thailand, Birma, Malaysia,
Indonesia, Papuanugini, hingga selatan Filipina. Terdapat beberapa
spesies yang telah dibudidayakan secara umum yaitu A.modestum (chinese
ever green), A. commutatum (ribbon ever green), A. costatum, A.
oblongifolium, A. robellini dan A. crispum.
SYARAT TUMBUH
Tanaman ini mempunyai daya adaptasi ketinggian yang luas di daerah
tropis dari dataran rendah hingga tinggi bebas frost, sehingga pada
daerah tropis seperti Indonesia, secara umum aglaonema tidak
membutuhkan lokasi dengan persyaratan iklim tumbuh yang spesifik. Pada
habitat aslinya, tanaman ini lebih menyukai tempat dengan intesitas
cahaya matahari yang tidak terlalu terik dan terlindungi. Adapun
faktor pembatas iklim dalam kualitas pertumbuhan aglaonema adalah
cahaya dan suhu yang ekstrim. Aglaonema termasuk tanaman yang mudah
berkembang biak, kecuali pada jenis-jenis tertentu. Hasil pembiakan
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan tanam dapat berupa
biji, setek batang berakar, pemisahan anakan maupun hasil kultur
jaringan (tissue culture). Aglaonema costatum Aglaonema pictum Secara
umum media tanam yang banyak digunakan adalah berupa bahan yang
mempunyai kapasitas menahan air yang besar dan mempunyai aerasi serta
drainase yang baik. Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media
tanam adalah sekam bakar, humus bambu, pasir, coco peat, serutan kayu,
arang kayu kecil, dan peat moss.

Anyelir(Dianthus caryophyllus)

PENDAHULUAN
Dianthus caryophyllus L
Anyelir(Dianthus caryophyllus L.) merupakan salah satu jenis tanaman
hiaskomersial, bernilai ekonomi tinggi, kaya variasi warna dan populer
dibudidayakan oleh petani dan pengusaha pada lokasi yang berketinggian
lebih dari 1000 m diatas permukaan laut. Berdasarkan jenisnya dikenal
tipe standar dan spray.
Berdasarkan umurnya dikenal jenis tanaman semusim (6-12 bulan) dan
tahunan (2-4 tahun). Tanaman ini digunakan sebagai bahan rangkaian
bunga, obat dan kosmetika. Kualitas bunga anyelir dinilai dari batang
yang kuat dan lurus dengan daun yang lebar, tangkai bunga kuat dan
lurus, bunga berwarna cerah, tidak ada penyimpangan pada petalnya
(calyx splitting) dan ketahanan simpan (vase life) yang lama dan bebas
dari pengaruh serangan hama dan penyakit.
Dalambudidaya anyelirdiperbanyak menggunakan biji, perundukan dan
setek. Tetapi untuk tujuan komersial, umumnya tanaman diperbanyak
menggunakan stek tunas pucuk dan lateral. Proses budidaya
tanamananyelir perlu memperhatikan syarat tumbuhnya, pemilihan bibit,
pengakaran, pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, pemeliharaan dan
pemanenan bunga. Pemanenan bunga dapat dilakukan secara mingguan
maupun bulanan tergantung pada cara pemincingan tanaman yang
dilakukan.
SYARAT TUMBUH
Anyelirtumbuh bagus pada tanah pasir berlempung/lempung berpasir, atau
dapat juga ditanam dalam pot dengan media campuran pupuk kandang
pasir (1:1, v/v)/ arang sekam kompos (1:1, v/v) /arang sekam humus
bambu (1:1, v/v)/arang sekam kompos humus bambu (1:1:1, v/v/v)
dengan pH media berkisar antara 6.0-7.0.Suhu tanah/media 16C, cukup
sirkulasi udara. Cukup cahaya matahari, kelembaban yang relatif
tinggi, suhu 16-20C dengan panjang hari/fotoperiodisitas kurang dari 8
jam.Suhu tanah/media 16C, cukup sirkulasi udara. Cukup cahaya
matahari, kelembaban yang relatif tinggi, suhu 16-20C dengan panjang
hari/fotoperiodisitas kurang dari 8 jam.
PEMILIHAN BIBIT
Bibit anyelir yang bagus, diambil dari tanaman induk (mother stock
plant) yang berusia muda (4 bulan), yang dirawat secara optimal dan
intensif dan tetap dalam kondisi pertumbuhan vegetatif. Tanaman induk
yang digunakan adalah tanaman induk yang dihasilkan dari benih
penjenis yang benar, murni secara genetik, seragam, bebas
hama-penyakit, baik yang dihasilkan secara konvensional maupun
inkonvensional. Setek lateral yang vigor, sehat, tidak ada indikasi
terserang hama dan penyakit, memiliki 6-7 pasang daun dan berkualitas;
dipilih dan 4-5 pasang daun dipotong dari tanaman induk, kemudian
diakarkan. Tanaman induk diganti setelah 7-9 kali pemanenan stek
lateralnya.
PEMBIBITAN
Setek pucuk dipanen setelah tanaman berumur 3-4 minggu, Atau sesudah
daun tanaman berjumlah 8-10 pasang daun. Potong stek pucuk mendatar
dibawah ruas kedua/ketiga (panjang 4-5 cm, 3-4 pasang daun), celupkan
stek dalam larutan 1-naftalenasetamida (0,067%);2 metil-1 naftalen
asetamida (0,13%);2-metil-1 naftalen asetamida (0,13%);2-metil-1
naftalen asetat (0,33%); indol-3 butirat (0,057%);tiram (4%) dosis
10g/50cc), sedalam 0.5 cm, biarkan agak kering,
tanam dalam arang sekam kompos (2:1v/v) dalam bak pembibitan,
letakan pada tempat yang teduh/tutup dengan plastik transparan/koran
selama 5-10 hari dan bibit berakar 20- 25 hari tergantung respon
kultivar
PENGOLAH TANAH
Tanah diolah dengan baik dengan kedalaman 40 cm, kemudian diberi pupuk
kandang atau kompos 3-4 m3 per 100 m2, 6.7 kg TSP, 15 kg K2SO4 ,13 kg
KCL dan 5 kg MgSO4 pada satuan luas yang sama. Pupuk dasar tersebut
kemudian diaduk rata dengan tanah. Jika pH tanah rendah tambahkan
kaptan/dolomit hingga pH mendekati pH 6-7. Setelah itu dibuat
bedengan-bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 30-40 cm, lebar antar
bedengan 50 cm, dan panjang disesuaikan kondisi lapangan, (Gambar 1).
Setelah petak tanaman dibuat, dilakukan sterilisasi tanah menggunakan
Basamid (40 g/m2) dengan cara menaburkan rata ke permukaan petakan,
siram dengan air secukupnya, tutup dengan plastik selama 1 minggu,
biarkan terbuka selama 1.5-2.0 minggu, aduk lagi tanah seperlunya.
Pasang net (ukuran 12.5 x 12.5 cm) sesuai jarak tanam diatas bedengan.
Tanam stek berakar sesuai ukuran net dengan kepadatan populasi 32/m2.
Pemberian paranet 55% pada awal penanaman (1 minggu) disarankan jika
cuaca terlalu panas.
PERAWATAN & PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan sesuai kondisi keersediaan air pada media
tanam, minimal sehari sekali, untuk menjaga tanaman agar tidak
kekurangan air.
2. Pemupukan susulan
Pemupukan dilakukan menggunakan campuran 26.76 g NPK (15:15:15), 25.6
g KCl, 10.12 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi untuk
musim kemarau (April- September) dan 40 g NPK (15:15:15), 54.5 g KCl,
8.8 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi untuk musim
hujan (Oktober-Maret). Pupuk dilarutkan dalam air dan diberikan setiap
2 minggu sekali.
Aplikasi pupuk mikro sesuai anjuran juga dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pertumbuhan tanaman.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama-penyakit dilakukan apabila ada tanda/gejala
serangannya, Penggunaan pestisida seminimal mungkin diikuti dengan
rotasi jenis pestisida sangat disarankan.
Pengendalian hama, tungau merah dan mite menggunakan propargit: 570
g/l (1 cc/l), abamektin
18,4 g/l (0.5 cc/l). Ulat dikendalikan dengan lamda sihalotrin: 6 g/l
(0.5 cc/l), betasiflutrin: 25 g/l (0.5 cc/l). Serangan karat daun
dikendalikan dengan zineb: 80% (2 g/l), karbendazim: 500 g/l (1 cc/l),
bitertanol: 300 g/l (0.5 cc/l). Busuk pangkal batang dan fusarium
dengan ropamokarb hidroklorida: 722 g/l (1.5 cc/l), iprodion: 50% (2
g/l).
PEMINCHINGAN DAN PEMANENAN
Setelah tanaman tumbuh dan memiliki 8-10 pasang daun, potong dan
sisakan 4-5 pasang daun, sebagian tunas aksiler yang tumbuh dan
berdaun 5-6 pasang daun selanjutnya dipotong dan disisakan 2-3 pasang
daun untuk dapatkan produksi mingguan dan semua tunas dipotong untuk
dapatkan produksi bulanan. Bunga dipanen setelah petal mulai mekar
satu (� 4 bulan tergantung respon kultivar).

Krisan (seruni)

PENDAHULUAN
Krisan (Seruni) merupakan salah satu tanaman hiasyang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan sangat populer di kalangan masyarakat. Permintaan
bunga krisan di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat. Sejak
zaman dahulu krisan dibudidayakan untuk menghasilkan bunga potong.
Saat ini krisan sebagai tanaman pot juga populer dan banyak diminati.
Di Amerika Serikat lebih dari 75% tanaman pot yang terjual adalah
krisan. Pada tahun 1993, Indonesia mengekspor krisan 198,3 ton senilai
US $243.700 dengan negara tujuan Hongkong, Malaysia, Jepang dan
Singapura. Dalam tahun yang sama, impor Indonesia sebesar 3,8 ton
senilai US $ 22.100 dari Belanda dan Malaysia. Tanaman krisan memiliki
bunga yang beraneka ragam, baik bentuk, ukuran, maupun warnanya.
Krisan yang bernilai komersial kebanyakan berasal dari golongan all
year round (AYR Chrysantheaum). Dengan memanipulasi panjang hari,
varietas ini dapat berbunga sepanjang waktu dalam setahun. Jika masa
terang lebih panjang dari 14,5 jam, tanaman akan tetap pada vase
vegetatif. Dan jika lebih pendek akan terjadi pembentukan bunga.
PERBANYAKAN TANAMAN
Krisan diperbanyak dengan menggunakan anakan, setek pucuk, atau setek
batang. Untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah besar dan waktu relatif
singkat, perbanyakan dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Kultur
meristem guna mendapatkan tanaman krisan yang bebas penyakit mulai
dikembangkan dewasa ini.
KEBUN INDUK
Jarak tanam yang umum untuk tanaman induk krisan adalah 10×13 cm dan
13×13 cm. Mulai sejak tanam diberi pupuk cair 200 ppm N dan 200 ppm K
serta mendapat penyinaran tambahan. Intensitas cahaya minimum sekuat
100 lux dengan lampu pijar atau TL diperlukan terus menerus selama 3-5
jam di tengah malam. Setelah bibit tumbuh tegar, segera dilakukan
pemotesan pucuk guna merangsang pertumbuhan tunas. Stek harus diambil
sesering mungkin agar tanaman induk tetap berada dalam stadia juvenil.
Untuk tanaman krisan jenis standar yang toleran hari netral, bibit
yang digunakan berasal dari anakan. Secara fisiologis umur anakan yang
diambil dari kebun produksi kurang seragam. Sehingga masa
pembungaannya kurang serempak dalam suatu areal pertanaman.
TANAMAN PRODUKSI
Varietas-varietas krisan penghasil bunga potong yaitu Puma, Mundial,
Royal Target, Green Peace, Pink Reagen, Kiku, Regal Mist, Born Holm,
Clondike, Chittah, dan sebagainya. Varietas-varietas seruni yang
digunakan sebagai tanaman pot adalah Auntumn Glory, Bright Golden
Anne, Sandra, Right Time, Story Time, dan lain-lain. Setek pucuk yang
diambil dari tanaman induk semai dalam media pasir. Untuk mempercepat
perakaran, bagian pangkal diolesi dengan zat perangsang akar. Setek
berakar pada bedengan yang telah disiapkan (untuk krisan bunga potong)
atau ditanam dalam pot-pot. Selama vase vegetatif, tanaman diberi
penyinaran tambahan dan dipupuk dengan 200 ppm N dan 200 ppm K. Pupuk
P ditambahkan dalam media dengan dosis 0,51 g/tanaman. Tambahan
penyinaran dilakukan selama 7-8 minggu untuk krisan bunga potong, dan
10 20 hari untuk krisan pot. Intensitas cahaya minimum 50 77 lux dan
maksimum 200 lux tergantung varietas. Pencahayaan dilakukan tengah
malam dengan metoda interupsi (5-1) X 5 (5 menit lampu menyala diikuti
1 menit lampu dimatikan dan ulang sebanyak 5 kali dalam satu siklus),
(15-15)X6, (6-24)X8, atau penyinaran terus selama 2 -3 jam tergantung
varietas yang ditanam. Lampu yang digunakan yaitu flourescen (TL).
Jarak tanam untuk krisan bunga potong tergantung musim, kultivar, dan
metode pengaturan bunga (stek dipincing atau dibiarkan tumbuh sebagai
Single Stem). Jarak tanam untuk stek yang dipincing adalah 15X18 cm di
musim penghujan. Stek yang berada di bagian pinggir bedengan diatur
tiga tunas. Tanaman yang diproduksi 1 tangkai (tanpa pincing) ditanam
dengan jarak tanam 10X15 cm di musim kemarau dan 13×15 cm di musim
penghujan. Beberapa kultivar yang mempunyai daun lebar memerlukan
jarak tanam 15X15 cm.
HAMA DAN PENYAKIT
Hama penting yang menyerang krisan adalah aphid, thrips, dan leaf
miner (pengorok daun), dan ulat pemakan daun dan bunga. Hama tersebut
dikendalikan dengan memberikan karbofuran saat tanam. Insektisida
Decis, Orthane, atau Lanete efektif untuk mengendalikan serangan hama.
Penyakit penting yang menyerang krisan adalah karat daun yang
disebabkan oleh cendawan Puccinia horiana. Pengendaliannya dengan
menjaga kebersihan lingkungan. Daun-daun yang telah terinfeksi
dirompes kemudian dibakar. Penyakit lain yaitu bercak daun septoria,
embun tepung, busuk batang, dan layu fusarium. Beberapa fungisida
dapat digunakan bergantian setiap minggu, diantaranya Zineb, Score,
Dithhane dan Benlate.
PASCA PANEN
Bunga krisan dipanen jika telah mencapai fase mekar penuh. Daya simpan
sekitar 1 - 14 hari tergantung varietas dan kondisi lingkungan.
Larutan pengawet yang digunakan yaitu gula (2-5%), 8- hydroxyquinoline
Sulfat (300-500 ppm), atau larutan non kola. Bunga dapat disimpan pada
ruang dingin dengan suhu (0-20C) dan RH (90-95%). Sirkulasi udara yang
baik dan terdapatnya cahaya di ruang penyimpanan dapat meningkatkan
daya simpan. Bunga krisan dapat bertahan 1-3 minggu dalam pengemasan
kering. Penyimpanan bunga krisan jangan disatukan dengan bunga lain,
karena bunga krisan banyak mengeluarkan etilen. Hal penting bagi
petani : menjelang panen, hindari akumulasi air pada bunga atau daun
untuk mencegah perkembangan penyakit dan menjaga kualitas bunga. Bunga
potong saat mendekati terbuka sempurna. Bunga potong dapat dipanen
dalam keadaan kuncup, asal direndam dalam larutan yang cukup
mengandung nutrisi seperti larutan gula 2- 5%. Potong tangkai pada
bagian yang relatif lunak dan hijau. Setelah panen tangkai direndam
dalam air hangat (38-440C) disimpan dalam ruangan yang cukup sejuk dan
bersirkulasi udara lancar. Hal penting bagi eksportir : bunga
hendaknya dikemas kotak karton kering dengan bantalan kertas pada
dasar kotak dan antar bunga. Selama pengangkutan dan penyimpanan bunga
paling baik jika menggunakan suhu 00C, RH 90-95%.
Kondisi tersebut dapat mempertahankan mutu prima bunga dalam waktu
yang lama. Hal penting bagi pedagang eceran : bongkar kotak serta
lepaskan pembungkus dan ikatan tangkai.
Potong tangkai 5-7 cm di dalam air hangat. Tangkai yang keras dan
berkayu dipotong hingga ke bagian yang lunak dan hijau. Tempatkan
dalam wadah berisi air hangat (8-440C) yang dicampur pengawet. Setiap
1-2 hari larutan ditambahkan ke dalam wadah atau disesuaikan dengan
kebutuhan. Saran untuk pembeli : potong tangkai, tempatkan dalam wadah
yang bersih dan berisi air hangat. Larutan pengawet dapat
memperpanjang umur peragaan bunga, namun kadang dapat menyebabkan daun
menguning.

Cara menanam mawar dengan okulasi

PENDAHULUAN
Secara konvensional, perbanyakan mawar dilakukan dengan cara okulasi.
Namun okulasi, baru dapat dilakukan setelah batang bawah berumur 6
bulan. Dengan cara okulasi mata berkayu perbanyakan mawar dapat
dilakukan lebih cepat, karena okulasi pada setek langsung, tanpa
ditanam lebih dahulu. Hasil terbaik pada okulasi yang dilakukan pada
umur 4 minggu setelah setek batang bawah ditanam.
TEKNIK OKULASI MATA BERKAYU
1. Persiapan Media
- siapkan media untuk penanaman batang bawah
- Masukkan media ke dalam polybag ukuran 10 - 12 cm
2. Persiapan Batang Bawah
- Ambil batang mawar pagar yang cukup tua, buang daun-daunnya.
- Potong bagian pucuk (± 1/3 panjang batang), lalu buang.
- Sisanya disetek (dipotong-potong) dengan panjang 15 cm.
3. Persiapan Batang Atas/Entres
- Siapkan tangkai bunga mawar saat bunga sedang mekar dari varietas
yang diinginkan.
- Buang semua daun dan bunganya.
4. Pelaksanaan Okulasi Mata Berkayu
a. Siapkan setek/batang bawah
b. Buang duri di sekitar batang yang akan diokulasi lalu bersihkan
c. Buatkan keratan untuk batas okulasi bawah.
d. Buatkan irisan ke arah bawah dengan mengikutkan sedikit jaringan
kayu, arahkan pisau hingga irisan berakhir pada keratan yang telah
dibuat. Ukuran irisan kira-kira lebar 4-5 mm, panjang 1,5-2 cm dan
tebal 1-2 mm
e. Ambil mata tunas dan entres. Buat irisan berupa kepingan dengan
mata tunas terletak ditengah-tengah. Ukuran irisan sama dengan irisan
pada batang bawah.
f. Tempelkan kepingan mata tunas berkayu ke celah yang telah dibuat
pada batang bawah.
g. Ikat dengan menggunakan parafilm atau tali rafia
h. Simpan bibit di bawah naungan
6. Penanaman
Bibit dapat ditanam sekitar 2 bulan setelah dilakukan okulasi mata berkayu.

Budidaya mawar

Mawar (Rosa hybrida L.) biasa diperbanyak secara vegetatif, sedangkan
secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan. Perbanyakan mawar
bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi, okulasi mata tunas
atau okulasi mata berkayu. Okulasi mata tunas dilakukan pada saat
kulit batang bawah mudah dikelupas. Pada saat tersebut sel-sel tanaman
dan sel-sel kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif. Pelaksanaan
dari teknik okulasi mata berkayu hampir sama dengan okulasi mata
tunas, hanya pada okulasi mata berkayu tidak harus menunggu batang
bawah mudah dikelupas. Dengan cara ini okulasi dapat dilakukan pada
setek batang bawah yang belum berakar ataupun yang sudah berakar.
Namun demikian sebaiknya okulasi mata tunas dilakukan setelah batang
bawah berumur lebih dari satu bulan. Salah satu cara perbanyakan yang
lebih efisien, yang sekarang banyak dilakukan pengusaha benih/bibit
mawar di luar negeri adalah stenting. Cara ini merupakan gabungan dari
penyetekan dan penyambungan (grafting) yang dilakukan pada saat yang
bersamaan. Beberapa keuntungan dari teknik stenting ialah lebih cepat
perbanyakannya, karena saat penyambungan tidak menunggu batang bawah
berakar terlebih dahulu; lebih sedikit bahan tanaman yang digunakan
(satu mata tunas + daun dari batang atas dan satu ruas batang bawah
tanpa daun), sehingga pada saat tanaman ditanam di lapang tidak tumbuh
tunas liar dari batang bawah, yang akhirnya akan meringankan biaya
pemeliharaan.
Penggunaan mata berdaun pada teknik stenting ini memerlukan penanganan
khusus untuk menghindari kelayuan sampai bertautnya kambium serta
tumbuhnya akar dan tunas. Untuk menjamin keperluan tersebut, maka
disekeliling daun harus dipertahankan agar selalu dalam keadaan
lembab. Cara yang banyak dilakukan untuk mempertinggi kelembaban ini
yaitu dengan pengkabutan secara periodik (intermitten misting). Dengan
teknik ini memberi lapisan air pada permukaan daun dan batang,
merendahkan suhu dan meningkatkan kelembaban sekitar daun, sehingga
akan mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Keberhasilan
penyambungan sebagian besar disebabkan hubungan kambium yang rapat
dari kedua tanaman (batang bawah dan batang atas) yang disambungkan
atau terjadinya pertautan/jalinan meristematik antara keduanya.
Prosedur Kerja Perbanyakan Secara Stenting yaitu:
1. Sebagian batang bawah dapat digunakan mawar pagar (R. multiflora)
atau Multic, terdiri dari 1-2 ruas dengan panjang + 5 cm.
2. Batang atas terdiri dari yang dipotong + 1 cm di atas mata tunas.
3. Batang atas dan batang bawah dikerat dengan pisau/cutter, sehingga
membentuk sudut 30 derajat.
4. Batang atas dan batang bawah disambungkan satu sama lain dengan
penjepit untuk menjemur pakaian atau parafilm.
5. Media tanam yang dipakai yaitu arang sekam atau campuran arang
sekam dan kompos daun bambu (1:1).
6. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm
7. Selanjutnya tanaman ditempatkan dalam rumah plastik atau rumah kaca
yang cahayanya dikurangi dengan pemasangan paranet 55%.
8. Periode pengkabutan diatur setiap 8 menit kabut keluar selama 10 detik.

Cara murah meriah mengkilapkan daun aglaonema

Memperkilap daun aglaonema memang butuh biaya karena bahan-bahannya
mahal. Tapi sekarang ada Iho cara paling murah. Bagaimana? Sekarang
telah ditemukan sejumlah teknik untuk f memperkilap daun aglaonema
yang diantaranya ada yang menyemprotkan Leaf-Shine sekelas Paral dan
Hortico. Ada pula yang mengoleskan susu pada daun aglaonema satu per
satu. Semua cara ini me mang telah direkomendasi oleh penghobi
aglaonema termasuk pakarnya Greg Hambali.
Namun demikian, dua teknik tadi kendati efektif mampu memperkilap daun
aglaonema, terkadang ada efek samp-ingnya. Sebut saja Leaf-Shine
dimana kalau diberikan secara berlebihan justru bisa merusak daun
aglaonema sendiri seperti daun menggulung. Sebab itu pemakaiannya
harus hati-hati dan sesuai kadar anjuran.
Sisi lain kelemahan pemakaian Leaf-Shine dan susu adalah si kolektor
harus mengeluarkan isi koceknya yang relatif besar. Kalau punya
koleksi aglaonema banyak, maka ia harus mengeluarkan isi kocek banyak
untuk pembelian Leaf-Shine dan susu.
Apalagi aplikasi bahan-bahan ini minimal sebulan sekali. Mungkin hanya
mereka yang berkantung tebal bisa melakukannya, sementara penghobi
berkantung tipis hanya gigit jari. Lantas bagaimana?
Nah, bicara soal daun aglaonema yang mengkilap itu, Greg Hambali
selaku penemu aglaonema varietas Pride of Sumatera punya jurus
alternatif yang tentu lebih murah dan aman. Pakai apa? Pakailah ampas
kelapa, niscaya daun aglaonema Anda akan lebih mengkilap, papar Greg
Hambali di Malang belum lama ini. Pemakaian Leaf-Shine dan susu murni
sangat dianjurkan oleh staf ahli Taman Buah Mekarsari Bogor itu. Tapi
keduanya membutuhkan biaya mahal sehingga kalau dipaksakan, sang
kolektor aglaonema bisa tersiksa jadinya. Sangat bagus menggunakan
keduanya, tapi ha rus mengelu arkan duit banyak ya, papar pria jebolan
Universitas Brimingham Inggris itu.
Sebagai alternatifnya, pria yang akrab disapa Greg itu memberi resep
yakni pakai ampas kelapa. Anda boleh pakai ampas kelapa untuk
memperkilap daun aglaonema karena sudah terbukti dan murah lagi, papar
Greg.
Perlakuan demikian untuk memperkilap daun aglaone boleh atau tidak
sama seka dilakukan. Tapi kalau si emp menginginkan punya koleks yang
daunnya mengkilap, te paksa harus melakukan hal demikian. Sebaliknya
mereka yang ingin lebih ekonomis ya pakai ampas kelapa karena ternyata
limbah ini mampu memperkilap daun agalaonema, tandas Greg.
Tebar Pada Seluru Daun Aglaonema
Ampas kelapa yang dimaksudkan Greg adalah ampas yang suda diperas
santannya sehingga murni tersisa ampasnya saja. Meski san nya hilang,
bukan berarti kadar lemaknya sirna tanpa sisa.
Kandungan lemak tetap ada dalam ampas kelapa. Biar sedikit, tapi mampu
memperkilap daun-daun aglaonema, papar Greg. kadar lemak itulah yang
bisa bikin daun aglaonema jadi mengkilap.
Setelah ampas-ampas kelapa itu didapat, lalu langsung tebar ke seluruh
daun aglaonema berapa pun jumlahnya. Usai penebaran tersebut, ambil
kain lap atau kain apa saja yang sebelumnya sedikit dibasahi dengan
air. Kemudian usap tiap-tiap daun aglaonema tadi satu per satu hingga
ampasnya hilang, jelas Greg.
Saat mengusap itu, daun-daun aglaonema jadi bersih dan mengkilap.
Upayakan pengusapan dengan kain lap itu sebersih mungkin hingga ampas
benar-benar hilang. Cara ini memang kurang praktis. Tapi lebih
ekonomis lho sehingga cocok untuk pengiritan. Yang penting daun
aglaonema bisa mengkilap kan. Dan tentu, ampas kelapa tidak memiliki
efek samping pada aglaonema apalagi sampai mematikan segala. Pokoknya
koleksi Anda aman dengan ampas kelapa, terang Greg. (fen, agrobis)

Menanam dengan okulasi

Rahasia ini harus segera dibocorkan. Soalnya banyak yang membutuhkan.
Kalau tidak, bakal banyak yang gagal melakukan okulasi. Okulasi
termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pasti sudah
banyak yang tahu cara okulasi. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan
dilakukan. Harus tahu langkah-langkahnya.
Ada beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi. Yuk,
kita simak H. Abdul Ghani, dari Sanggar Buana Flora, berbagi rahasia
sukses mengokulasi buah.
1. Memilih mata
Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu
kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yangdipilih harus yang
berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan mangga, pilih
mata tunas yang sudah keluar tunas kecil.
Sementara untuk tanaman lain, Adung alias Abdul Ghani menyarankan mata
yang sama sekali belum bertunas. Untuk mangga dan duren sering diakali
dengan cara perompesan/pelerengan. Caranya? Pangkas habis daun pada
pucuk pohon mangga. Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru.
Nah, tunas baru itulah yang bisa dipakai.
2. Cara menyayat
Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas.
Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkankambium, semacam
lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya
kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh
tanaman. Kalau kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada.
Tunas baru pun tidak bakal tumbuh. Tak boleh ada kayu yang tertinggal
di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam membuat sayatan, potong
cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari
cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya agar kambium
tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil
sayatannya rapi dan higienis.
3. Cara mengikat
Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus rapat
sampai angin tak bisamasuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu
kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan
sempurna sudah cukup. Kalau
terlalu kencang, bisa tercekik.
Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas
yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak
bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya
tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air
tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.
4. Kecepatan kerja
Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk
tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan
mata tempel. Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar
kerja bisa cepat dan tak terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan
bahan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi
perlu cari-cari alat
yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk.
Ada lagi cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat
yang teduh. Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari
tentu akan mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan
hasil okulasi di tempat teduh. Selain menghindari terik matahari, juga
agar tak ada air yang masuk ke sambungan.
Tidak ada rahasia lagi okano (Rudi)

Daftar tanaman obat indonesia dan nama latinnya

Daftar Tanaman Obat Indonesia dan Nama Latinnya
Berikut saya sertakan daftar tanaman yg bisa dijadikan ramuan obat
herbal / obat tradisional / jamu untuk kesehatan dan kebugaran tubuh
disertai nama latinnya. Saat ini saya sedang berada di Indonesia dan
saya berusaha membuat photo dari berbagai tanaman obat ini. Akan
saya tampilkan di postingan saya yang akan datang. Semoga
bermanfaat.
Putri Malu - salah satu tanaman liar yg bisa dijadikan obat
♡Tanaman Untuk Ramuan Obat
A
Adas(Foeniculum vulgare Mill)
Alang alang (Imperata cyllindrica {L} Beauv)
Anting anting (Acalypha australis L)
Avokad (Persea gratissima Gaerth)
Andong (Cordyline fructirosa {L} A. Cheval)
Angco (Ziziphus jujuba Mill)
Arbenan (Duschesnea indica {Andr.} )
Asam Jawa (Tamarindus indica L)
B
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
Brotowali (Tinospora crispa {L} Miers.)
Bunga Kenop (Gomphrena globosa L)
Bandotan (Ageratum conyzoides L)
Ban Zhi Lian (Scutellaria barbata D.Don.)
Bawang Merah (Allium cepa L var.)
Bawang Putih (Allium sativum L.)
Bayam Duri (Amaranthus spinosus)
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Beluntas (Pluchea indica {L} Less.)
Benalu Teh (Loranthus parasiticus)
Bidara Upas (Merremia mammosa {Lour})
Boroco (Celosia argentea L.)
Brojo Lintang (Belamcanda sinensis L DC.)
Bunga Matahari (Helainthus annuus L.)
C
Cabai Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
Calincing (Oxalis corniculata L.)
Cakar Ayam (Selaginella doederleinii Hieron)
D
Dan Shen (Salviae milthiorrhizae Bunge)
Daun Kentut (Paederia scandens {Lour.} Merr.)
Daun Mint (Mentha arvensis L.)
Daun Dewa (Gynura segetum {Lour.} Merr.)
Daun Hia (Artemisia vulgaris L.)
Daun Jinten (Coleus amboinicus Lour.)
Daun Sendok (Plantago major L;)
Daun Ungu (Graptophyllum pictum {L} Griff.)
Delima (Punica granatum L.)
E
Ekor Kucing (Acalypha hispida Burm.f.)
G
Gadung China (Smilax china L.)
Gan Cao (Glycyrrhiza glabra L.)
Gempur Batu (Boreria hispida Schum.)
Gendola (Bassela rubra L.)
Ginkgo (Ginkgo biloba L.)
Gandarusa (Justicia genadrusa Burm F.)
Ginjean (Leonurus sibricus L.)
J
Jagung (Zea mays L)
Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Jamur Kuping (Auricularia auricula)
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Jati Belanda (Guazoma ulmifolia Lamk)
Jeruk Mandarin (Citrus nobilis Lour.)
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.)
Jukut Pendul (Kyllinga v-brevifolia Rottb.)
Jahe (Zingiber offichinale Rocs.)
Jamblang (Eugeniacumini {L.} Druce)
Jali (Coix lacryma-jobi L.)
Jamur Kayu / Ling Zhi (Ganoderma lucidum (Leyss.ex Fr) Karst.)
Jengger Ayam (Celosia cristata L.)
Jombang (Taraxacum mongolicum Hand-Mazz.)
K
Kaca Piring (Gardenia jasminoides Ellis.)
Kapulaga (Amomum cardamomum Auct.)
Kayu Manis ( indicum burmani (Needs.) Bl.)
Kembang Bugang (Clerodendrum calamitosum L.)
Kembang Coklat (Zephyranthes candida Herb.)
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Kembang Sore (Abutilon (L.) Sweet.)
Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
Kie Cie (Lycium barbaratum L.)
Ki Tolod (Isotoma longiflora Presl.)
Komprey (Symphytum officinale L.)
Kremek (Alternanthera sessilis R.Br.)
Krisan (Chrysanthemum morifolium Ram.)
Kunci Pepet (Kaempferia angustifolia Rosc.)
Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L.)
Kaktus Gepeng (Opuntia dilenii (Ker-Gawl) Haw.)
Kejibeling (Strobilanthes crispus Bl.)
Kembang Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.)
Kemuning (Muraya paniculata (L) Jack)
Kencur (Kaempferia galanga L.)
Ketepeng China (Cassia alata L.)
Krokot (Portulaca oleracea L.)
Kumis Kucing ( Orthosiphon aristatus BL. Miq.)
Kunyit (Curcuma longa L.)
L
Legundi (Vitex trifolia L.)
Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Vahl.)
Lengkuas (Languas galanga L. Stunz)
Lenglengan 5leucas lavandulifolia L.)
Lili(Lilium Sp.)
Lobak Putih (Raphanus sativus L.)
Leunca (Solanum nigrum L.)
Lidah Buaya (Aloe vera L.)
M
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.)
Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.)
Mawar (Rosa sinensis Jacq.)
Melati (Jasminum samblas L. Ait.)
Mirten (Malphigia coccigera )
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Meniran (Phyllantus urinaria L.)
Miana (Coleus artopurpureus Benth.)
Mimba (Melia azadirachta L.)
Murbei (Morus alba Linn)
N
Nanas Kering (Rgoe discolor L Her. Hance)
P
Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.)
Patikan China (Euphorbia thymifolia L.)
Patikan Kebo ( Euphorbia hirta L.)
Pare (Momordica charantia L.)
Patah Tulang (Euphorbia tirucalli L.)
Pepaya (Carica papaya L.)
Pinang (Areca catechu L.)
Putri Malu (Mimosa pudica L.)
Pegagan ( Centella asiatica L Urban.)
R
Rumput Bambu (Lopatherum gracile Brogn.)
Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa L.)
S
Saga (Abus precatorius L.)
Sambiloto (Andrographis paniculata {Burm.f. Nees.)
Sambung Nyawa (Gynura procumbens Backer.)
Salam (Syzygium polyanthus (Wight.) Walp.)
Sambang Darah ( Excoecaria cochinchinensis Lour)
Sangitan (Sambucus javanica Reinw.)
Secang (Caesalpinia sappan L.)
Selasih (Oimum basilicum L.)
Sereh / Serai (Cymbopogon nardus {L} Rendle)
Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
Som Jawa (Talinum paniculatum Jacq.) Gaertn)
Srigading (Nyctanthes arbor-trisis L.)
Suruhan (Peperomia pellucida L Kunth.)
Sawi Tanah (Nasturtium montanum Wall.)
Semanggi Gunung (Hydrocotyle sibthorpiodes Lam.)
Sembung (Blumea balsamifera DC.)
Siantan (Ixora stricta Roxb.)
Sirih (Piper betle L.)
T
Tahi Kotok (Tagetes erecta L.)
Teh (Camelia sinensis {L.} Kuntze)
Tempuh Wiyang (Emilia sonchifolia {L.} DC.)
Temu Giring (Curcuma heyneana Val.)
Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.)
Turi (Sesbania grandiflora {L.} Pers)
Tapak Dara (Catharanthus roseus {L.} G/Don)
Tapak Liman (Elephantopus scaber L.)
Teki (Cyperus rotundus L.)
Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.)
Temulawak (Curcuma xantorrhiza Roxb.)
Temu Mangga (Curcuma mangga Val.)
Temu Putih (Curcuma zedoaria Rosc.)
Teratai (Nelumbium nucifera Gaerth.)
Urang Aring (Eclipta alba Hassk.)
W
Waru Landak (Hibiscus mutabilis L.)
Wortel (Daucus carota L.)
Wudani (Quisqualis indica L.)

Selasa, 08 April 2014

Bunga asoka

Yuli Solo Flourist
Menjual tanaman hias, rental dan perawatan tanaman,menerima dekorasi
taman. kami adalah agen menyediakan berbagai macam tanaman hias yang
beralamat di{ds kliwonan RT04 RW07 lor pasar sapi,kalioso ,solo }di
sini kami menyediakan berbagai macam jenis tanaman bagi anda yang
berminat
untuk tanamn hias yang anda perlukan.kami persilahkan menghububungi:
Pak SRI tepo tanaman hias yang beralamatkan di desa kliwonan lor pasar
sapi kalioso

Bunga asoka

Khasiat Bunga Asoka- Asoka yang memiliki nama ilmiah Sarca Indica
merupakan tanaman dari family Caesalpiniaceae. Bunga asoka ini
merupakan salah satu tanaman suci di India. Bunga asoka ini memiliki
warna yang beragam seperti warna merah, oranye dan kuning. Biasanya
bunga ini dijadikan tanaman hias karena daunnya dapat dibentuk dan
bunganya sangat indah.
Khasiat bunga asoka
Bunga asoka ini memiliki beberapa nama lain seperti: bunga soka, pohon
soka, anganapriya, asogam, asokada, ashopalava, asok, asoka, asupala,
gandapuspha, kankelli, kenkalimara, vichitrah, dan thawgabo. Selain
menjadi tanaman hias yang indah, bunga asoka juga dipercaya sebagai
tanaman obat herbal, karena bunga asoka mengandung hematoksilin.
Bagian yang biasanya dimanfaatkan adalah pada bagian kulit dan bunga.
Sebuah penelitian menunjukan bahwa kulit kayu kering dari tanaman
asoka yang sudah dihaluskan mengandung cukup banyak tanin dan zat
organic yang mengandung besi. Selain itu bunga asoka juga memiliki
beberapa khasiat untuk kesehatan, seperti berikut :
1.Bunga asoka yang sudah ditumbuk halus dan dicampur dengan air
memiliki khasiat untuk mengobati disentri hemoragik.
2.Bunga asoka berkhasiat untuk mengatasi haid yang tidak teratur,
dengan meminum air rebusan dari bunga asoka yang dicampur dengan bunga
mawar dan daging lidah buaya.
3.Bunga asoka berkhasiat untuk mengobati kram betis, dengan meminum
air rebusan dari bunga asoka yang dicampur dengan bunga mawardan daun
sembung segar.
4.Bunga asoka dapat mengobati luka memar, dengan meminum air rebusan
dari bunga asoka yang ditambah bunga mawar kering dan umbi daun dewa.
Selain itu bunga asoka juga memiliki khasiat untuk mengatasi dan
menurunkan tekanan darah tinggi. Kandungan kimia yang terdapat pada
bunga asoka ini adalah saponin, flavonoid, dan tanin. Bunga asoka
memiliki rasa yang manis dan menyejukkan.
Khasiat bunga asoka
Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi anda semua, dan terima
kasih sudah menyimak informasi mengenai khasiat bunga asoka.