PENDAHULUAN
Dianthus caryophyllus L
Anyelir(Dianthus caryophyllus L.) merupakan salah satu jenis tanaman
hiaskomersial, bernilai ekonomi tinggi, kaya variasi warna dan populer
dibudidayakan oleh petani dan pengusaha pada lokasi yang berketinggian
lebih dari 1000 m diatas permukaan laut. Berdasarkan jenisnya dikenal
tipe standar dan spray.
Berdasarkan umurnya dikenal jenis tanaman semusim (6-12 bulan) dan
tahunan (2-4 tahun). Tanaman ini digunakan sebagai bahan rangkaian
bunga, obat dan kosmetika. Kualitas bunga anyelir dinilai dari batang
yang kuat dan lurus dengan daun yang lebar, tangkai bunga kuat dan
lurus, bunga berwarna cerah, tidak ada penyimpangan pada petalnya
(calyx splitting) dan ketahanan simpan (vase life) yang lama dan bebas
dari pengaruh serangan hama dan penyakit.
Dalambudidaya anyelirdiperbanyak menggunakan biji, perundukan dan
setek. Tetapi untuk tujuan komersial, umumnya tanaman diperbanyak
menggunakan stek tunas pucuk dan lateral. Proses budidaya
tanamananyelir perlu memperhatikan syarat tumbuhnya, pemilihan bibit,
pengakaran, pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, pemeliharaan dan
pemanenan bunga. Pemanenan bunga dapat dilakukan secara mingguan
maupun bulanan tergantung pada cara pemincingan tanaman yang
dilakukan.
SYARAT TUMBUH
Anyelirtumbuh bagus pada tanah pasir berlempung/lempung berpasir, atau
dapat juga ditanam dalam pot dengan media campuran pupuk kandang
pasir (1:1, v/v)/ arang sekam kompos (1:1, v/v) /arang sekam humus
bambu (1:1, v/v)/arang sekam kompos humus bambu (1:1:1, v/v/v)
dengan pH media berkisar antara 6.0-7.0.Suhu tanah/media 16C, cukup
sirkulasi udara. Cukup cahaya matahari, kelembaban yang relatif
tinggi, suhu 16-20C dengan panjang hari/fotoperiodisitas kurang dari 8
jam.Suhu tanah/media 16C, cukup sirkulasi udara. Cukup cahaya
matahari, kelembaban yang relatif tinggi, suhu 16-20C dengan panjang
hari/fotoperiodisitas kurang dari 8 jam.
PEMILIHAN BIBIT
Bibit anyelir yang bagus, diambil dari tanaman induk (mother stock
plant) yang berusia muda (4 bulan), yang dirawat secara optimal dan
intensif dan tetap dalam kondisi pertumbuhan vegetatif. Tanaman induk
yang digunakan adalah tanaman induk yang dihasilkan dari benih
penjenis yang benar, murni secara genetik, seragam, bebas
hama-penyakit, baik yang dihasilkan secara konvensional maupun
inkonvensional. Setek lateral yang vigor, sehat, tidak ada indikasi
terserang hama dan penyakit, memiliki 6-7 pasang daun dan berkualitas;
dipilih dan 4-5 pasang daun dipotong dari tanaman induk, kemudian
diakarkan. Tanaman induk diganti setelah 7-9 kali pemanenan stek
lateralnya.
PEMBIBITAN
Setek pucuk dipanen setelah tanaman berumur 3-4 minggu, Atau sesudah
daun tanaman berjumlah 8-10 pasang daun. Potong stek pucuk mendatar
dibawah ruas kedua/ketiga (panjang 4-5 cm, 3-4 pasang daun), celupkan
stek dalam larutan 1-naftalenasetamida (0,067%);2 metil-1 naftalen
asetamida (0,13%);2-metil-1 naftalen asetamida (0,13%);2-metil-1
naftalen asetat (0,33%); indol-3 butirat (0,057%);tiram (4%) dosis
10g/50cc), sedalam 0.5 cm, biarkan agak kering,
tanam dalam arang sekam kompos (2:1v/v) dalam bak pembibitan,
letakan pada tempat yang teduh/tutup dengan plastik transparan/koran
selama 5-10 hari dan bibit berakar 20- 25 hari tergantung respon
kultivar
PENGOLAH TANAH
Tanah diolah dengan baik dengan kedalaman 40 cm, kemudian diberi pupuk
kandang atau kompos 3-4 m3 per 100 m2, 6.7 kg TSP, 15 kg K2SO4 ,13 kg
KCL dan 5 kg MgSO4 pada satuan luas yang sama. Pupuk dasar tersebut
kemudian diaduk rata dengan tanah. Jika pH tanah rendah tambahkan
kaptan/dolomit hingga pH mendekati pH 6-7. Setelah itu dibuat
bedengan-bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 30-40 cm, lebar antar
bedengan 50 cm, dan panjang disesuaikan kondisi lapangan, (Gambar 1).
Setelah petak tanaman dibuat, dilakukan sterilisasi tanah menggunakan
Basamid (40 g/m2) dengan cara menaburkan rata ke permukaan petakan,
siram dengan air secukupnya, tutup dengan plastik selama 1 minggu,
biarkan terbuka selama 1.5-2.0 minggu, aduk lagi tanah seperlunya.
Pasang net (ukuran 12.5 x 12.5 cm) sesuai jarak tanam diatas bedengan.
Tanam stek berakar sesuai ukuran net dengan kepadatan populasi 32/m2.
Pemberian paranet 55% pada awal penanaman (1 minggu) disarankan jika
cuaca terlalu panas.
PERAWATAN & PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan sesuai kondisi keersediaan air pada media
tanam, minimal sehari sekali, untuk menjaga tanaman agar tidak
kekurangan air.
2. Pemupukan susulan
Pemupukan dilakukan menggunakan campuran 26.76 g NPK (15:15:15), 25.6
g KCl, 10.12 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi untuk
musim kemarau (April- September) dan 40 g NPK (15:15:15), 54.5 g KCl,
8.8 g Urea, 5.6 g MgSO4, 6 g Ca(NO)3 per meter persegi untuk musim
hujan (Oktober-Maret). Pupuk dilarutkan dalam air dan diberikan setiap
2 minggu sekali.
Aplikasi pupuk mikro sesuai anjuran juga dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pertumbuhan tanaman.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama-penyakit dilakukan apabila ada tanda/gejala
serangannya, Penggunaan pestisida seminimal mungkin diikuti dengan
rotasi jenis pestisida sangat disarankan.
Pengendalian hama, tungau merah dan mite menggunakan propargit: 570
g/l (1 cc/l), abamektin
18,4 g/l (0.5 cc/l). Ulat dikendalikan dengan lamda sihalotrin: 6 g/l
(0.5 cc/l), betasiflutrin: 25 g/l (0.5 cc/l). Serangan karat daun
dikendalikan dengan zineb: 80% (2 g/l), karbendazim: 500 g/l (1 cc/l),
bitertanol: 300 g/l (0.5 cc/l). Busuk pangkal batang dan fusarium
dengan ropamokarb hidroklorida: 722 g/l (1.5 cc/l), iprodion: 50% (2
g/l).
PEMINCHINGAN DAN PEMANENAN
Setelah tanaman tumbuh dan memiliki 8-10 pasang daun, potong dan
sisakan 4-5 pasang daun, sebagian tunas aksiler yang tumbuh dan
berdaun 5-6 pasang daun selanjutnya dipotong dan disisakan 2-3 pasang
daun untuk dapatkan produksi mingguan dan semua tunas dipotong untuk
dapatkan produksi bulanan. Bunga dipanen setelah petal mulai mekar
satu (� 4 bulan tergantung respon kultivar).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar