Sawo Kecik Pohon Sarwo Becik Tapi Langkah
Klasifikasi Ilmiah: Kingdom: Plantae;
Subkingdom: Tracheobionta;
Super Divisi: Spermatophyta;
Divisi: Magnoliophyta;
Kelas: Magnoliopsida;
Sub Kelas: Dilleniidae;
Ordo: Ebenales;
Famili: Sapotaceae;
Genus: Manilkara;
Spesies: Manilkara kauki;
Sinonim; Mimusops kauki, Manilkara kaukii
Sawo Kecik (Manilkara kauki) sering disebut juga Sawo Jawa merupakan
tanaman (pohon) penghasil buah dari keluarga sawo-sawoan (Sapotaceae)
yang kini mulai langka dan jarang ditemukan di Indonesia. Sawo Kecik
yang menurut filosofi jawa sering diidentikkan dengan 'sarwo becik'
(serba baik). Di Yogyakarta kadang dijadikan tanaman pertanda bahwa
orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton.
Tanaman penghasil buah yang batangnya mempunyai kayu yang keras dan
kuat sehingga sangat baik untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga,
alat-alat pertukangan, bahkan dimanfaatkan sebagai benda-benda seni
seperti patung, ukir-ukiran bahkan sebagai peralatan musik seperti
badan biola dan rebana.
Daun dan buah Sawo Kecik (Manilkara kauki)
Sawo Kecik disebut juga sebagai Sawo Jawa. Sedangkan dalam bahasa
Inggris, tanaman yang mulai langka ini disebut sebagai Caqui dan
Manilkara. Di beberapa negara lain disebut Khirni (India), dan Lámút
Sida atau Lámút Thai (Thailand). Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin)
Sawo Kecik disebut sebagai Manilkara kauki yang bersinonim dengan
Mimusops kauki, dan Manilkara kaukii.
Ciri-ciri. Pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) berukuran sedang dengan
tinggi mencapai 25 m. Diameter (garis tengah) batang pohon Sawo Kecik
mampu mampu mencapai 100 cm.
Daun-daun Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Di
permukaan bawah daun Sawo Kecik berwarna keputihan dan halus seperti
beludru dengan tangkai daun tidak menebal, panjang kelopak daun 7 mm..
Kuncup bunga Sawo Kecik berbentuk bulat telur.
Buah Sawo Kecik berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang
berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 cm. Buah Sawo Kecik
mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis namun mudah dikelupas.
Buah Sawo Kecik, bila mask mempunyai rasa yang manis dan kadang-kadang
terasa sedikit agak sepat.
Habitat dan Persebaran. Sawo Kecik (Manilkara kauki) diperkirakan
berasal dari India dan tersebar serta banyak dibudidayakan di kawasan
Asia Tropis dan Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik meskipun
sudah mulai langka karena mulai jarang yang membudidayakan namun masih
dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali Kalimantan.
Sawo kecik tumbuh subur di daerah pesisir (pantai) yang beriklim
kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter dpl. Pohon langka
ini sering ditanam sebagai pohon peneduh, pohon buah (untuk dikonsumsi
buahnya), dan sebagai pohon ornament yang biasa ditanam di dekat kuil
atau istana.
Di Yogyakarta, Sawo Kecik yang biasa disebut sebagai Sawo Jawa
dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi
dalem kraton. Bahkan di daerah Bali dan Nusa Tenggara pohon langka ini
ditemukan tumbuh liar di pesisir pantai.
Pemanfaatan Pohon sawo Kecik. Meskipun Sawo Kecik merupakan pohon
penghasil buah, namun tidak hanya buahnya saja yang dapat dimafaatkan.
Batangnya banyak dipergunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah
tangga, dan karya-karya seni seperti patung, ukiran, bahkan peralatan
musik seperti rebana dan badan biola.
Pohon Sawo Kecik mampu tumbuh di daerah bertanah kurang subur bahkan
mampu berfungsi sebagai pohon perintis dan tanaman pemulih areal-areal
yang kurang subur dan kritis. Karena itu banyak yang menjadikan pohon
Sawo Kecik sebagai batang bawah untuk okulasi atau penyambungan dengan
pohon Sawo Manila (Manilkara zapota).
Untungnya, dalam penggalakkan program one man one tree, pohon Sawo
Kecik banyak dijadikan pilihan sebagai pohon yang ditanam selain pohon
Trembesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar